Senin, 30 Januari 2012

Cerpen

Kasih Tak Sampai
Di sebuah Universitas Indonesia yang berada di kota Depok Fadil memasuki tingkat empat semester delapan, usianya menginjak 22 tahun dan ternyata dia mulai menyukai seorang wanita, saat itu Fadil sedang melakukan pembuatan skripsi yang orang lain belum sama sekali terfikirkan akan hal itu, Fadil merindukan seseorang yang membuat dia terhibur Shintia adalah wanita yang membuat dirinya merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, Fadil pun mulai bertingkah aneh terhadap Shintia dia mendekatinya secara perlahan.
          Wanita itu pun mulai bertanya-tanya “ada apa orang itu dekat-dekat dengan saya”. Antara Fadil dan Shintia ternyata satu angkatan, Fadil termasuk orang yang pandai, saat semester enam dia sedang menyusun skripsi dan semester delapan finishing, sedangkan Shintia masih lama setelah Fadil lulus barulah yang lain menyusul, ketika Fadil melihat Shintia kesulitan dan sampai di bikin oleh Fadil karena Fadil merasa sayang terhadap Shintia sehingga apapun dia lakukan demi Shintia, Fadil sampai mati-matian ketika membuat sekripsi untuk Shintia dia tidak pernah memberikan sesuatu ataupun sekalipun hanya sebuah bingkisan makanan kecil terhadap Fadil, tapi Fadil tetap kerja keras membuat sekripsi itu untuk Shintia dan akhirnya Fadil pun jatuh sakit tetapi Shintia tidak tahu.
          Akhirnya Shintia sidang sebelum wishuda Fadil ingin meyakinkan kepada Shintia, Fadil sengaja mengunjungi rumah Shintia. Saat itu Idul Fitri dengan berdesak-desakan perjalanan jauh melewati lautan Fadil berangkat dengan kereta api Ekonomi tangan di atas sambil memegang besi penahan, dia tidak duduk karena tempat sudah penuh dengan orang lain selama melewati 4 atau 5 kota tersebut untuk sampai di rumah Shintia. Setelah tiba Fadil di rumah Shintia sikap Shintia dengan tidak menyambut kedatanngannya, Shintia hanya diam dan tidak berbicara.
         Haripun mulai sore Fadil memutuskan untuk pulang dengan keadaan tidak bersemangat, Fadil mohon diri kepada Shintia kendaraan sudah tidak nampak lagi karena sudah terlalu sore, sehingga Fadil memutuskan untuk menginap disalah satu teman dekatnya saat dia masih SMU. Alwan dia adalah sahib terbaik di kelasnya, Alwan mempunyai adik bernama Sherly dia cantik manis dan lucu, Fadil sedikit tertarik oleh kecantikan Sherly dia pun sempat merayu-rayu Sherly, tetapi dia teringat niatannya kepada shintia yang sejak awal ia sukai.
         Harapan Fadil untuk berdampingan dengan Shintia. Wishuda pun tiba waktunya, Fadil menunggu Shintia dengan semanggat untuk mengatakan perasaanya, dia menunggu Shintia di tempat wishuda tetapi Fadil tidak di sambut oleh Shintia, Sehingga Fadil mendekati ke arah Shintia dan memperkenalkan dirinya di hadapan orang tua Shintia, “nama saya Fadil, maukah kamu menjadi pendamping hidup saya?” sambil menyulurkan tangannya. Shintia pun menjawab dan membawa seorang laki-laki “Maaf karena dialah pendamping hidup saya”.
         Setelah itu Fadil merasa kecewa akan pernyataan Shinta, tetapi karena dia adalah anak yang cerdas dia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan itu dan akhirnya dia memutuskan untuk Fokus terhadap karirnya. 5 tahun kemudian fadil belum juga menikah karena dia masih megharapkan Shintia yang dulu ia kenal sejak kuliah, dan fadil tidak peduli berapa lama dia menunggu Shintia supaya dia bisa hidup berdampingan dengannya. Ketika itu Fadil akan pergi ke kantor dimana tempat dia bekerja Jam 07:20 Pagi, dia telat 20 menit karena matic yang ia kendarai bannya kebocoran, akhirnya dia memutuskan untuk naik ojek, ojek melaju dengan kencang dan tepat di perempatan ada mobil truk dengan membawa tabung gas yang melaju dengan kencang ke arah ojek  yang  Fadil sedang kendarai.
          2 jam kemudian Fadil sadar “Saya sedang dimana ini?”, Suster  menjawab  “Anda sedang berada di rumah sakit, tadi anda mengalami kecelakaan dan anda terjatuh pingsan”. (suster itu mencoba menenangkan Fadil dan memberikan sedikit penjelasan kepadanya). Ketika Fadil mencoba menggerakan kakinya Fadil merasa ada yang janggal, dia membuka selimut dan melihat kedua kakinya ternyata kedua kakinya tidak ada dan yang ada hanya perban perban yang melilit di pahanya. Enam bulan berlalu Fadil sudah bisa menerima kenyataan bahwa dia hidup cacat tanpa kaki, putuslah harapan dia karena dia merasa tidak percaya diri, fadil yang kini sudah cacat dan kehilangan pekerjaannya hidupnya semakin memburuk tetapi semangat dia tidak pernah menyerah begitu saja untuk mendapatkan pekerjaannya.
Padahal Shintia belum menikah dan sempat memikirkan akan sosok Fadil yang pernah membantu dia ketika saat kuliah, Shintia mencari keberadaan Fadil yang tidak tau ada dimana, Shintia akhirnya menemukan setelah 3 bulan mencarinya, Shintia tidak tahu bahwa fadil sudah cacat karena kecelakaan, Shintia pun memberanikan diri untuk mengunjungi fadil ke rumahnya. Akhirnya tiba di rumah Fadil “Ass apakah ini benar dengan Fadilah?” (sambil memberikan sebuah bingkisan kecil) Fadil diam membisu hanya sedikit pandangan manis yang dia lakuan“Ada perlu apa dengan dia?”,
“Saya hanya ingin berbicara dengan dia”,                                                      
 “Oh saya sendiri, y saya fadil”?
“Fadilllll?? Apakah anda tidak berbohong..?
“Ya tidak, saya berbohong saya cacat karena kecelakaan 2 tahun yang  
   lalu”.
“Maafkan saya fadil karena saya tidak mengetahui apa yang selamaini
  kamu alami. (Menunduk meneteskan airmata)
“Oh ya tidak apa apa, jadi ada perlu apa terhadap saya Shintia”?

“Saya hanya ingin bertemu denganmu Fadil, dan mengucapkan terimakasih atas bantuanmu saat saat saya kuliah” (sambil memberikan sepucuk surat dan berpamitan kepada Fadil).

                                                                                                                     Jakarta,  21 Januari 2012
Untuk Fadil
Fadil, maafkan saya dulu saya menolak cintamu kepadaku dan tidak memberikan sesuatu apapun atas kebaikanmu terhadap saya, saya melakukan semua itu karena orang tuaku yang menjodohkan saya kepada orang lain dan saya tidak bisa menolak keinginan mereka, bukan karena saya tidak cinta kepadamu airmata tadi yang saya teteskan karena penyesalan saya tidak menikah denganmu, tetapi semunya sudah tidak mungkin lagi karena saya sudah mempunyai 2 anak kembar dan sekarang sudah menginjak umur 2 tahun, saya mempertahankan perjodohan ini karena saya tidak mau mengorbankan anak anak saya jikalau saya menikah lagi denganmu.
                                                                                                                          Wasalam 
                                                                                                                  Shintia Putri Guntari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar