Minggu, 24 Juni 2012

Little Piece of Heaven I (Holiday day 1)


Yaay liburan tiba!!! saatnya bermalas-malasan ria.. ugh,.. nggak juga ya... lagi-lagi buat judul baru posting,, Little Piece of  Heaven I (Holiday day I) sungguh nggak nyambung kalau dikasih judul ini.. ya tapi gapapalah... sekedar memenuhi isi blog aja...

Hari ini entah kenapa tadi malam nggak bisa tidur sampai jam 012.00.. huh menyedihkan... jadinya malah nonton TV, (nb: nyalain TV nggak maksud ditonton cuma untuk ngramein suasana, WTF!)
daripada bengong gak bisa tidur trus diliatin hantu.. kan enakan nonton TV sambil ngomik.. (nb: komik gajebo yang kubuat sambil tidur-tiduran). Mataku menyerah deh akhirnya, trus tidur....... Jam 5 aku agak tersadar, aku melihat ayahku mau siap-siap JJP (Djalan-Djalan Pagi) dan beliau mengambil air minum di dispenser,..

Jam 5.15 dibangunin ibu, "Jadi jalan-jalan nggak?" aku yang emang sudah tersadar dari tadi langsung berdiri dan bilang "Pinjam jaket"... Dan jadilah debut pertamaku bangun pagi (nb: rekor!!! biasanya bangun jam *sensor* atau paling siang *sensor*.. sapo mau nebar aib ke orang banyak!!!!) Jalan-jalan, gak terlalu jauh sih,, tapi udara pagi yang dingin itu membuatku gak kantuk lagi... cikijing yang terkenal cool air iya to :D #promo deh wkwkwk

Hemm... berhenti di sebuah toko yang jualan sayur, jajanan yang kucari nggak ada, sebel! pengen teriak "Hoi! kalau aku nggak kesini aja ada, sekarang aku ke sini malah nggak ada!! Bu**k!! " Kulempar itu daging ayam ke penjualnya, sayurnya kuinjak-injak dan meja dagangannya kubalik sampai tumpah semua tuh dagangan,,, .........(hening).... gak bakalan lah! ngapain aku berbuat sampai seperti itu... sungguh tak berperi-kedagangan...

Ya itulah pagi ini... gimana ya ceritaku pagi besok??

Inilah Aku

Aku yang (tidak) Biasa

Aku bukan seorang manusia yang biasa..
Aku memang tidak luar biasa..
Tapi aku tidak biasa seperti mereka kebanyakan..

aku cuma seorang anak perempuan biasa...
yang nggak ingin jadi orang luar biasa..
dan cuma ingin dianggap biasa oleh orang-orang..

simple.

hm?? aku? aku anak biasa yang suka nge-blog kalau ada waktu luang.aku nggak punya selera humor yang bagus, aku sama sekali nggak ahli dan pintar dalam bidang apapun.. aku religius tapi tidak fanatik.

Aku Disni

Aku sendiri disini
Yang selalu mengharap hadirmu
Menanti kaih sayang yang sempurna

Kian Hari ku mengharapmu
Tuk kembali padaku
Yang tak mampu menatap cinta lain
Yang tak sanggup berdiri seperti dulu

Harus kemana lagi aku harus berjalan
Mencari dirimu yang penuh dengan cinta
Haruskah aku terus berjuang
Menelusuri ranjau yang penuh duri

Aku tak mengharap lebih darimu
Hanya cintamu yang ku ingin
Hanya kasih sayangmu yang ku harap

Andai takdir tak berpihak padaku
Berilah aku kesempatan tuk mencarinya
Mencari orang yang bersedia menggantikanmu
Walau berat rasa hati ini tuk menggantimu

Selasa, 19 Juni 2012

Ketika Cinta Bertasbih 2 - Romantisnya Cinta...



Alhamdulillah sekali akhirnya bisa menyelesaikan buku Ketika Cinta Bertasbih 2.

YEAH!!! \(^ o ^)/ .... [super happy mode on]

Seperti yang sudah diduga sebelumnya, dibuku
Ketika Cinta Bertasbih 2 ini ceritanya seputar Azzam ketika dia telah kembali ke Indonesia. Suka sekali!!!

Ada beberapa hal yang sangat menarik yang saya temukan disini. Yang pertama adalah tentang betapa pantang menyerahnya si Azzam mencari calon istri buat dirinya sendiri. Dia ini ibaratnya klo yangt satu nolak, cari lagi yang lain. Lucu deh. Tapi meskipun begitu, tetap aja saya terkesan sama dia (^ - ^)

Hal lainnya yang menarik menurut saya adalah adanya puisi-puisi yang indah dengan makna yang dalam. Meskipun saya bukan penggemar berat sastra seperti puisi (yang buat kepala saya selalu pusing tiap kali membacanya), tapi puisi-puisi yang ini beda banget. Gak perlu operasi otak biar paham.

Berikut ini adalah kutipan 3 buah puisi yang sangat saya sukai dari buku
Ketika Cinta Bertasbih 2 ini (semoga pengarangnya tidak marah ya... ).

Puisi pertama adalah jawaban Husna (adik Azzam) sewaktu ditanya salah seorang santri tentang arti cinta. Yang buat saya suka puisi ini adalah detilnya. Seperti yang saya bilang tadi, saya bukan orang yang ngefans berat ama puisi. Buku puisi adalah buku terakhir didunia yang akan saya baca jika saya tidak punya bacaan lagi. Meskipun begitu, saya suka sekali puisi ini. Silahkan dibaca dan dinikmati.

Cinta adalah kekuatan
yang mampu
mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah malang jadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah iblis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan,
mengubah kandang jadi taman,
mengubah penjara jadi istana,
mengubah amarah jadi ramah,
mengubah musibah jadi muhibah,
itulah cinta!


Wow! Keren kan... Kita lanjut ke puisi berikutnya. Puisi berikutnya ini adalah jawaban Anna (orang yang bakal jadi pengantin Azzam) sewaktu dia ditanya soal cinta. Puisi yang satu ini lebih menyentuh, dan sepertinya lebih berkesan dari puisi sebelumnya. Gak percaya? Silahkan dibaca.

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta,  akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
dan percintaan!


Hebat kan?! Nah akhirnya kita sampai kepada puisi yang paling saya sukai diantara semuanya. Puisi ini adalah puisi yang ditulis oleh Husna untuk Azzam sewaktu dia mendapatkan penganugerahan karya sastra terbaik. Judul puisinya "Kau Mencintaiku".

Kau mencintaiku
Seperti bumi
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menanggung beban derita
Tak pernah lelah
Menghisap luka

Kau mencintaiku
Seperti  matahari
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membagi cerah cahaya
Tak pernah lelah
Menghangatkan jiwa

Kau mencintaiku
Seperti air
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membersihkan lara
Tak pernah lelah
Menyejukkan dahaga

Kau mencintaiku
Seperti bunga
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah
Meneduhkan gelisah nyala


Humm... IT'S THE BEST FOR ME!!!! \(^ o ^)/

Sebenarnya ada satu lagi puisi yang aku suka, tapi malu mo nulisnya (> - <) Puisi ini dibuat oleh Anna untuk Azzam sewaktu mereka nikah. Balasan azzam untuk puisi anna juga baguuus... banget! Pokoknya baca sendiri deh, ntar ngerti juga kenapa gak saya tulis. Hehehe... [malu-malu mode on]

O iya, setelah baca buku ini, ada satu hal yang rasanya agak mengganjal. Kira-kira kemana ya cerita tentang teman-teman Azzam??? Waktu dibuku pertama, kelihatan sekali emosi dan karakter teman-temannya sewaktu masih di Cairo. Tetapi setelah Azzam pulang ke indonesia, cerita teman-temannya bisa dibilang hilang sama sekali. Cuma Furqon aja yang tersisa. Mungkin karena dia nikah sama Anna, makanya mau gak mau harus dimasukin.

Kesan saya secara keseluruhan setelah membaca novel ini adalah HEBAT BANGET!!! Sangat jarang saya menemukan buku yang bisa membuat saya gak ngelepasin tuh buku sampai semua cerita selesai. Untuk kedepannya, saya berharap novel-novel Kang Abik bisa lebih bagus lagi dari yang sekarang. Amin.

Ng... Apalagi ya?

Umm...

Hm...

Sepertinya gak ada lagi deh. Ntar klo ada, saya masukin disini lagi, jadi update-an. Silahkan posting komentar dan pendapat kamu ya!!! \(^ o ^)/

Hey Tentang Kelebayan GW

aduUuU…. bingung junga nyeritain tentang dy…

. dy ntuw bayangan yg tak pernah pergi

. dy tuw sebuah nama yg slalu mendiami tempat yg teramat spesial

. serta seutas wajahnya yg mnerangi pada hati
. kejujuranny = alasan bg ku tuk pertahan kan dy

. kehangatan sorot matanya = alasan ku tuk sllu ingin dekat dirinya

. kelembutannya = alasan bgiku tuk ttp bertahan menemani raganya
. kedewasaanny = alasan bgiku tuk setia mendengar crt hidupnya

kan ku biarkan dy mendiami seluruh taman asa hatiku

itulah dy….
dy yg ku sayang….
dy yg ku harapkan dlm hdup ku…

haks…haks…

Sebuah Realita X_X

Tanpa aku sadari kamu udah kasih aku celah untuk belajar tentang pahit nya hidup,

Kamu kasih aku ruang untuk memahami arti sebuah kehidupan tanpa seseorang !

Maap, selama ini aku selalu berpikir “emank nya aku tong sampah tempat segala keluhan kamu betumpuk ?” Saat kamu berkeluhkesah tentang pahitnya hidup

Maap,
Sekali lagi maap.

Baru terasa kini, ternyata ada desiran kebahagiaan ketika aku berhasil membuatmu tertawa
Mendengar ocehanku

Baru ‘ngeh’ ternyata aku bisa melihat 2 kepribadian kamu yg unik ..

Orang yg berusaha sedingin es ketika jwb xmx

Tapi org yg paling cerewet yg aku dengar di telpon..

Sekarang, aku g mau bertanya_tanya, kenapa km tb* ada dalam hidup aku ,

Karena sebuah alasan itu TIDAK PENTING, yg lebih penting adalah AKIBATnya .

Dan aku menerima semua itu , termasuk akibat terburuk !

mungkin, hujan….

“mungkin”, mungkin aku hanya ingin bercerita
Mungkin hanya sebatas melepas beban
Mungkin juga, lewat ini dia tau -________-
Dari kemarin nunggu hujan. Satu jam…dua jam… hingga terlelap
Tak ada hujan Mungkin hujan enggan
Mungkin hujan bosan
Mungkin hujan lelah berhadapan dengan orang bodoh seperti aku -___-
Kata hujan : “lupakan”
Mungkin aku harus melupakan
Mungkin aku harus belajar jadi orang yang mengerti untaian kata
Hingga hujan memberi rintiknya
Hingga hujan menguntai kata-kata itu (lagi) hingga aku mengerti
Jika jalannya melupakan..
Mungkin hujan harus mengajariku
Mungkin hujan kan mengerti ‘betapa susah melupakan’
Tapi, mungkin hujan punya kamus nya?
Mungkin hujan tau rumusnya.
Entah… semua masih mungkin!
Mungkin hujan tak ingin lagi ……


hujan itu ….

Image    hujan itu kenangan….. yang kian memudar, membawa semua angan
Image    hujan itu…. penantian. karena keindahannya, karena keluguannya
Image      hujan itu….sejuk. damai tanpa alasan
Image Hujan…semua berawal dari Hujan. hingga aku menyukaimu hey Rain. hujan itu Rain? atau Rain itu hujan? mereka berbeda bagiku.
Image      Hujan itu kebahagiaan. Rain? dia itu cinta :)
Image Hujan itu setia. tapi Rain itu hanya manusia yang diciptakan untuk susah setia .
Image Hujan selalu menemani. tidak bagi Rain. dia tertinggal atau meninggalkan?
Image Aku suka Hujan. I love Rain.


RAIN, I love you.. ^^

Rain drops falling in my head,
and never knowing when it will end.
Should I run for cover,
or let another rain drop fall in my head again?
I would love to dance in the rain,
and knowing somehow it’ll help erase the pain.
Sometimes when I’m all alone,
and I see rain drops are falling outside again.
There’s happiness that I feel

 BY: rainpoems

aku suka jika hujan turun, mendinginkan hati, menyejukkan pikiran,..
aku suka jika hujan turun, aku tidak perlu membawa payung, karena aku ingin butirannya menetes di kepalaku..
aku suka hawa dinginnya...  aku suka hujan..

banyak kata yang tak bisa kuucapkan..
and,

Rain, I love you  ^_^


 

V Versi GW

Hmmm, notes ini intinya masih galau. Galau tiada tara tingkat neraka #naonsih
ya . . .ya. . . Gw terpeleset. *kenapa?kok bisa?*
berawal dr mencari! Ya, mencari. Mencari jalan yg gw inginkan dr dulu. Tp jalan itu selalu gada ujungnya. Pengen cepet nyampe, tp waktu ga menunjukan a miracle. Dan saat t= 62.208.000 sekon, tiba2 V(kecepatan) gw=0. *knp? Gw capeee woy!
Yap gw berhenti sejenak. Tiba2 gw liat jalan lain, tanpa basa-basi gw langsung mengubah haluan. Bru juga gw jalan dgn V=30 m/s tiba2 jalan yg gw pengen drdulu terlihat bgt mudah.
Aaaaah dasar lg sial, gw pengen balik ke jalan itu! Tp jalannya licin, akhirnya gw kepeleset.
Tersungkur. Ditengah 2 jalan.
Tertunduk di antara 2 jalan.
Dan skrg gw bingung. Mw tetep ditengah 2 jalan itu ato minggir? Tp minggir ke jalan yg mana? Jalan yg gw pengen dari dulu dan meninggalkan jalan ke 2? Atau tetap dijalan ke2 dan menikmati setiap langkah yg gw ambil? Trus harus brapa V(kecepatan) biar gw cepet nyampe ke jalan itu? Biar gw ga luntang_lantung ky gni?

Cara ku

Bahasa yang aku kenal saat ini hanya bahasa perasaan

Aku memandangimu tanpa perlu menatap

Aku mendengarmu tanpa perlu alat

Aku menemui mu tanpa perlu hadir

Aku mencintaimu tanpa perlu apaapa

Biar kan aku menyayangimu dengan cara aku sendiri

Sabtu, 16 Juni 2012

Seucap Kata Untukmu yang Telah Pergi


keheningan merantau hati yang perih ..
saat semua telah berlalu ..
semua yang ingin kukatakan padamu
tertahan pahit di dada , 
diam .. hening .. sunyi .. Air mata menetes .
aku kehilangan , bahkan tak tau lagi apa itu tawa 
langkahku gontai , lelah mengharapmu kembali ..

hanya seucap doa , untukmu
di antara perih hati ini , 
ku doakan kau tetap bahagia seperti yang dulu ..

Selasa, 12 Juni 2012


Aku lupa menulis tentang ini. Sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi hatiku terlalu 'penuh' maka aku memutuskan untuk menuangkannya di sini.
Pada tanggal 10 juni, aku menangis. Kukatakan padanya semua rasa dalam hati. Sungguh, aku merasakan ketenangan dari setiap pesannya. Aku tak sempat mengatakan 'Terima kasih' padanya karena terlampau susah untuk kembali berkomunikasi dengannya. Ada satu alasan dimana aku tak ingin kehadiranku membunuh suasana bahagia di sekelilingnya.
Malam itu juga, untuk terakhir kalinya aku mendengar suaramu. Suara yang selama lima bulan perjalanan kisah kita selalu aku rindukan sekarang tpat di tanggal 13. Aku sadar, aku tak mungkin mengikatmu jika kamu selalu ingin berpisah dengan talinya. Maka ketika keputusanmu adalah 'Putus', aku hanya mengelus dada, menahan air mata yang tak mampu lagi tertampung, dan menguatkan hatiku sendiri.
Malam itu, tak ada satu pun bintang yang hadir menemani aku. Bahkan untuk beberapa hari setelahnya, langit mendung, tak bersahabat. Seperti aku yang tak masih tak mampu membendung air mata dan kesedihan karena keputusanmu itu.
Tak hanya keputusanmu yang menjadikan aku menggeleng kepala heran. Alasan yang kamu ajukan pun membuat aku terheran-heran. Alasan itu bisa saja terpecahkan jika kau mau dan kau ingin kita tetap bersama. Namun aku telah mendengar alasanmu yang sebenarnya. Aku tahu dengan menanyakan kepada saudaraku sendiri. Aku percaya padanya.
Alasanmu benar-benar membunuh rasa sayang yang selama ini aku pupuk. Itu sungguh melecehkan aku. Bagaimana bisa kau berpikir ?
Teman”  juga mengatakan bahwa aku berlebihan dalam mencintaimu. Memang aku akui aku berlebihan mencintaimu, karena aku merasakan kebahagiaan dan merasa dihargai sebagai perempuan hanya denganmu. Tidak dengan laki-laki lain. Tapi aku menunjukkan 'berlebihan' itu karena aku ingin kau sadar bahwa kita ini adalah pasangan. kita ini bukan sekedar teman atau sahabat.
Aku butuh kepastian darimu. Sadarkah kamu bahwa sikapmu padaku tak ada yang menunjukkan bahwa kau adalah lelakiku?
Sadarkah kamu bahwa aku cemburu ketika kau berhubungan dengan wanita lain, daripada mengkhawatirkan aku yang kedinginan karena udara malam? Bahkan kau tak sedikitpun khawatir padaku jika aku hilang tanpa kabar. Sepenting itukah wanita itu daripada aku yang mungkin saja menjadi masa depanmu?
Aku pendam kecemburuan itu. Aku simpan amarah itu, bukan hanya perkara sepele itu tapi juga karena perkara lainnya. Tak kulihat gelagatmu berusaha menyeimbangkan keadaan denganku. Aku gerah bukan main.
Satu hal yang pasti, keputusanmu adalah yang terbaik. Memang yang terbaik untuk kamu. Aku tak akan mengejarmu lagi. Sudah cukup aku kehilangan kendali karena kepergianmu, maka jangan pernah kau hadir dengan membawa harapan padaku jika itu hanya untuk kau permainkan.