Sabtu, 27 Oktober 2012

To not Blame Us.

Untuk meghargai rindu, terkadang ada beberapa waktu luang yang sering digunakan untuk mempermasalahkan hal-hal yang kecil, seperti childish-nya kita. mungkin, kita terlalu sering "ribut" saat waktu-waktu yang tidak tepat, saat kita memiliki waktu yang sedikit untuk menghubungi pacar, dan pacar sudah kalut akan kerinduannya, dan sering kita malah disalahkan karena tak pernah merindukannya. 

A: Ada banyak conversation singkat yang baru kita pahami maknanya setelah kejadian itu sudah berlalu lama. Penyesalan muncul di situ.
B: Setelah kau menyesal, kau bukan berniat berubah melainkan kau masih tetap mempermasalahkannya kan?
A: Memangnya ada di dalam dirimu sedikit saja waktu untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi di antara kita?
B: Maksudmu? aku tetap merenungkannya, dan aku sudah merasa bersalah dan akan ku rubah segala kesalahanku yang lalu. tapi, kau tak melupakannya, memaafkannyapun tidak. mempermasalahkannya sih iya.
A: Jangan salahkan aku dengan keadaanku yang sudah serba salah ini. Kau memperhatikan kesalahanku saja. Ah.
A: Jangan anggap aku menyalahkanmu, dan aku memperhatikan kesalahan-kesalahanmu. aku peduli denganmu, kau salah menilai.
A: Salah lagi kan aku dimatamu? Entahlah.
B: Aku sama sekali tak menyalahkanmu, aku peduli denganmu, kau masih saja salah menilai aku. aku peduli karena aku sayang kamu.
A: Aku tak tahu harus bersikap seperti apa, rindu pun sepertinya salah.
B: Kau bisa menjaga sikapmu sendiri, kau fikirkan saja. aku tak selalu menyalahkan kerinduanmu, yang terpenting adalah kau bisa mengontrol rasa rindumu itu saja. 
A: Anggapan kita tentang rindu memang sudah tak sesama seperti dulu lagi. Sudahlah, aku ingin tenang sebentar. Siapa tahu rindu ini bisa hilang. 
B: Dan kamu selalu menanggap aku sudah berubah. terserah, aku masih di sini dan tetap di sini yang hatinya berisikan namamu. 
B: Kapan kau bisa menenangkan kerinduanmu, yang aku tahu. berdiam diripun sama saja, tetap menyiksa kan? 
A: Aku tak bisa menenangkan rinduku sendiri. Itu saja.
B: Bukan kau tak bisa, tapi kau tak mencobanya. dan selalu gagal. coba sini sayang, aku bantu untuk menenangkan rindumu itu.
A: Aku tak bisa menenangkan rinduku sendirian. Kurang jelaskah bagimu? Aih. 
A: Iya, kau tak bisa menenangkan rindumu. sudah jelas. dan lebih jelas lagi kalau rindu ini selalu menjadi masalah.
A: Kau masih tak paham aku butuh kamu? Aku tidur ya. Selamat malam :) 
B: Yakin kamu mau tidur? yakin kamu bisa nahan kangen sampe tidur? tanpa ada suara aku , sekedar mengucapkan "Selamat tidur".
A: Entah sampai kapan kita terus-menerus menyalahkan masing-masing, padahal dulu tak pernah kita begitu. 
B: Keseringan berantem, bakal nemuin titik jenuh. dan di situ kita selalu nyari kesalahan2 yg gak mesti dipermasalahkan. 
Terjajah; kangen, emosi, dan rasa egois. beginilah cara kita menghadapi jarak yang memperumit hubungan, itu yang dinamakan ujian. Sering kali, kangen selalu mendramatisir keadaan, kadang memperumit keduanya. selalu yang disalahkan jarak dan penyesalan. Dan memang disitulah, kita benar-benar diuji;
  • Untuk tidak menyalahkan jarak.
  • Untuk tidak menyesal telah menjalani hubungan dengannya, karena berjauhan. 
  • Untuk benar-benar tidak mempersulit keadaan, yang sudah benar-benar sulit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar