¶       Saya dan Ibu
Enjoy this post
Berbicara mengenai ibu saya rasa  siapa pun yang terlahir di dunia ini pasti memiliki ibu. Mau  panggilannya ibu, mama, bunda, emak, enyak atau apalah yang jelas kata  kuncinya adalah IBU.  Saya akan sedikit menulis tentang saya dan ibu  saya, emmm tidak tidak bukan menulis tepatnya curhat colongan alias  curhat.
Saya dan ibu saya memiliki  kesamaan yang minim namun ketidaksamaan yang tidak terbatas.  Kesamaan  itu jelas saya dapat dari perpaduan gen yang bersemayam di dalam diri  saya.  Saya bingung harus menggambarkan ibu saya seperti apa, yang jelas  ibu saya hanya wanita biasa yang terlahir dari keluarga biasa, namun  berusaha untuk menjadi ibu yang luar biasa dengan cara yang tidak biasa  (hitunglah kata biasa dalam kalimat tersebut, hehe)
Ibu saya berusaha untuk menjadi  ibu yang luar biasa dengan cara yang tidak biasa.  16 tahun saya  mengenal sosok beliau, tapi jujur saya terkadang tidak bisa memahami  jalan pikirannya.  Jika kalian menyimak tulisan-tulisa yang pernah saya  buat, kalian pasti tahu bahwa saya adalah anak yang cenderung lebih  dekat dengan ayah.
Ibu saya Rawk en Rawll.  Ya ibu  saya sedemikian rawk en rawll tapi melankolis.  Ibu saya cenderung lebih  keras mendidik saya, saya paham karna saya tahu bagaimana perjalan  hidup yang pernah dilalui beliau.  Saya sangat menghargai keputusan  beliau meski terkadang cekcok sering kami lewati, tapi semua saya  lakukan bukan karna saya ingin menjadi anak pembangkang tapi, karna  terlalu sulit untuk saya menafsirkan kebaikan-kebaikan yang ingin  disampaikannya.
Ibu saya tahu saya belum  melewati fase puncak seorang wanita.  Fase puncak dimana lelahnya dia  mengandung, sakitnya dia melahirkan, dan gelisahnya dia merawat anaknya.  Saat ini saya memang mudah membangkang, mudah untuk melawan segala  sesuatu yang saya angap baik untuk diri saya namun tidak untukmu karena  saya belum merasakan fase-fase tersebut.
Ibu tahu saya sangat sedih  bahkan menangis sejadinya dalam ruang kecil ketika saya sangat sulit  menerima maksud baik ibu.  Entahlah ibu, caramu yang salah atau aku yang  terlalu cengeng karna aku terbiasa dimanja, dan diberikan kata-kata  yang lembut oleh ayah ketika beliau menasehati saya dengan penuh  kebapaan.
Ibu saya iri bahkan sangat iri  ketika teman-teman saya menceritakan keakraban mereka bersama ibunya.   Bercerita segala hal mulai dari urusan sekolah sampai pacar.  Saya iri  ibu, mengapa saya merasa memiliki sekat yang terlalu tebal untuk  bercerita banyak hal padamu.  Mengapa saya lebih memilih untuk  menahannya dan membiarkan otak saya berpikir dengan liar untuk melupakan  semua masalahnya.  Saya iri ibu, saya benar-benar iri.
Ibu saya rindu saat saya  menemani ibu berbelanja dari satu toko ke toko lain bersama ibu, meski  terkadang ibu memarahi saya karna saya payah dan tidak memiliki naluri  berbelanja yang kuat, tapi saya benar-benar rindu.
Ibu saya takut kehilangan ibu,  saya sudah melewatkan banyak waktu tanpa moment indah bersama ibu.  Saya  tidak ingin pikiran saya berpikir dengan liarnya menyalahkan sikap dan  cara ibu mendidik, melindungi dan mengkhawatirkan saya.
Saya memang bukan anak baik,  tapi saya berusaha untuk menjadi yang terbaik dengan cara yang lebih  baik.  Cara yang lebih baik yang bisa diterimamu ibu sehingga tak ada  lagi cekcok di atara kita.  Saya sakit ibu, jujur sakit ketika saya  harus tersadar bahwa saya sulit menerima nasehatmu yang sering engkau  gambarkan dengan cara yang krang tepat.
Ibu saya belum jadi ORANG, saya  belum bisa berdiri sendiri, jangan tinggalkan saya ibu, jangan pernah  tinggalkan saya.  Saya akan berusaha menjadi anak yang menerimamu apa  adanya dengan segala keterbatasan yang engkau miliki, sama seperti  dirimu menerima saya dengan segala keterbatasan, kedunguan, dan  kenakalan yang saya miliki.
Saya cuek ibu cuek, tapi saya  tahu dan ibu pun tahu bahwa cuek bukan berarti apatis.  Saya terlalu  gengsi dan ibupun terlalu gengsi, saya selalu ada untuk ibu di setiap  sujud saya pada Sang Khalik, dan saya pun pasti selalu ada di 24 jam  waktu yang ibu miliki.
Ibu, saya akan berusaha menjadi  apa yang ibu mau.  Anak perempuan yang kemayu, sopan, cerdas, ramah,  disayang semua orang dan berdiri sendiri setelah kepergian ayah dan ibu.
Maaf jika saya terlalu membuat  ibu cemburu karna cenderung lebih dekat dengan ayah.  Buat saya ayah  adalah ibu, dan ibu adalah ayah.  
Allah, 
Terimakasih untuk seorang ibu yang sabar, bahkan sangat sabar.
Terimakasih untuk seorang ibu yang sangat kuat, melebihi kekuatan apa pun yang pernah saya temui.
Allah,
Rendahkanlah suara ini saat hati ini memberontak padanya
Mudahkanlah pikiran ini untuk membaca caranya mencintai, melindungi, dan mengkhawatirkan raga ini
Allah,
Tolong ciptakan Saja beliau untuk saya jika nanti Engkau menghendaki ada kehidupan kedua.
Ibu,
ntan dan ayah bakal selalu ada untuk ibu!!
I love you :)
Andai ibu baca tulisan ini -___-"

__________________________________________________________________________
Saya anak yang mencintaimu dengan segala keterbatasan yang tercipta karna kedunguan 
Saya anak yang mencintamu dengan segala kelebihan yang tercipta karna kebesaran cinta
Majalengka, 19 Februari 2011
Pukul 1:08 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar